Jumat, 06 Maret 2015

Di Balik Kisah Pertikaian Inggris & Belanda di Nusantara

Pasti banyak yang tidak mengenal nama pulau kecil ini & bahkan terdengar asing jika dibandingkan dengan pulau2 besar lainnya Banda Naira. Namanya Pulau Run yang merupakan pulau kecil di antara gugusan kepulauan Banda, ternyata sudah menjadi rebutan ekspedisi bangsa asing, yaitu Belanda, Inggris dan Portugis sejak lama. Hal ini lantaran Pulau Run saat itu sebagai satu-satunya pulau yang ditumbuhi pohon pala.



Pada tanggal 31 Desember 1601, Ratu Elizabeth merestui pembentukan Honourable East India Company (Gentlemen Adventurers Company Limited) untuk melakukan pelayaran pertama ke Kepulauan Maluku. Pembentukan “Gentlemen Adventurers” di London ini, sebagai tantangan bagi “Seventeen Gentlemen” (Heeren Zeventien), yaitu para direktur VOC di Amsterdam.

Meskipun sebenarnya secara finansial “Gentelmen Adventurers” tidak sekuat Heeren XVII, tapi para direktur VOC merasa terpukul dengan keberhasilan Inggris menguntit mereka, sehingga muncul sindiran kepada pedagang2 Belanda yang terkenal saat itu, yaitu:

“Dalam berdagang, kesalahan Belanda adalah memberikan terlalu sedikit dan meminta terlalu banyak”

Ekspedisi Inggris yang pertama kali dipimpin oleh Kapten James Lancaster dan tiba di Kepulauan Banda Naira pada tahun 1602 lalu membuat pangkalan di sebelah barat Pulau Naira, yaitu di Pulau Run. Sedemikian pentingnya Pulau Run bagi Inggris, sehingga dalam pernyataannya, Ratu Elizabeth menyebut bahwa United Kingdom terdiri dari England, Wales, Skotlandia, Irlandia dan Pulau Run.





Di kemudian hari, Inggris pun membawa bibit pala ke beberapa daerah jajahannya seperti Grenada, Malaysia, Sri Lanka, dan Singapura.

Persaingan antara Inggris dan Belanda di Kepulauan Banda berlangsung cukup lama dan sengit yang bermuara pada dibuatnya Perjanjian Breda (Treaty of Breda) pada tahun 1667 yang intinya Belanda akan memberikan New Amsterdam kepada Inggris, namun ditukar dengan Pulau Run di Kepulauan Banda. Sesudah pertukaran wilayah koloni itu, Inggris mengganti nama New Amsterdam menjadi New York sedangkan Belanda memulai monopoli perdagangannya di Nusantara.

Banyak yang menilai bahwa bekas wilayah koloni Inggris lebih maju dibandingkan dengan bekas koloni Belanda. Contoh yang sering diajukan biasanya adalah Singapura. Kisah pertukaran Pulau Run dengan New Amsterdam ini mungkin bisa memperkuat pendapat tersebut. Benarkah? Yang pasti penjajahan oleh siapa pun tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun, karena pihak penjajah mengeksploitasi pihak yang dijajah untuk kepentingan komersialnya.


Sumber:

1. “Sejarah Maluku, Banda Naira, Ternate, Tidore dan Ambon”, Des Alwi

2. Baca juga http://www.bl.uk/learning/histcitizen/trading/running/eng/rulers.html

3. Gambar Pulau Run courtesy to http://www.panoramio.com/photo/51640281

4. Gambar Kapten James Lancaster & Kapalnya courtesy to http://www.thekingsoftheblog.com/en/babies-and-lemons/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar