Senin, 16 Februari 2015

Detik2 Akhir Masa Kolonialisme Belanda di Indonesia

Bertempat di Paleis op de Dam Amsterdam, Belanda, pada tanggal 27 Desember 1949 berlangsung “de formele souvereiniteits-overdracht” dari Belanda, yang diwakili oleh Ratu Juliana, kepada Indonesia, yang diwakili oleh Mohammad Hatta.

Oleh Rosihan Anwar, yang hadir selaku pimpinan redaksi harian Pedoman, digambarkan sedikit suasananya...

Upacara terkesan sangat sederhana jika dikaitkan dengan makna sejarah yang terkandung dalam upacara tersebut yang menandakan berakhirnya suatu era kolonialisme Belanda atas Indonesia. Pakaian yang dikenakan oleh Ratu Juliana dan Pangeran Bernard pun tidak mencolok, sementara Wapres Mohammad Hatta dan perwakilan BFO mengenakan jas colbert biasa berwarna gelap, tidak ada “rokcostuum” (catatan: “rokkostuum” atau “suite”). Pidato2 pun diucapkan dengan nada yang datar.

Saat yang sama di Jakarta, juga dilakukan “bestuur overdracht” (catatan: “government transfer”) dari Wakil Tinggi Mahkota Belanda A.H.J. Lovink kepada pemerintah Indonesia di Paleis Koningsplein (kini menjadi Istana Merdeka). Suasananya digambarkan oleh Dr. J.G. De Beus yang saat itu menjabat sebagai Kepala Dirvo (Directie Verre Oosten) Kemenlu Belanda di Jakarta. Soekarno menolak hadir karena berpegang pada fakta bahwa kemerdekaan Indonesia terjadi pada saat proklamasi 17 Agustus 1945. Sebagai langkah kompromi, Wakil Tinggi Mahkota Belanda akan menyerahkan pemerintahan ke Sri Sultan Hamengkubuwono IX selaku perwakilan Republik Indonesia Serikat (RIS).

Sehari setelah “bestuur overdracht”, Presiden Soekarno akan mengadakan “triomfale intoch” di Jakarta & memasuki Istana Merdeka. Masalah sempat timbul, yaitu apakah wakil2 negara asing akan diundang mengingat keterbatasan akomodasi saat itu. Hotel Des Indes yang pernah mendapat julukan “Mutiara dari Timur” sudah merosot reputasinya. Toh, akhirnya diputuskan tetap mengundang wakil2 dari luar negeri, seperti Pote Sarasih dari Muangthai, seorang Senator dari Pilipina, seorang Menteri dari India, Dubes Pakistan, dll.

Sekira jam 5 sore, masuklah Wakil Tinggi Mahkota Belanda dengan pakaian seragam putih yang didisainnya sendiri beserta Sri Sultan Hamengkubuwono IX dengan seragam Jenderal TNI. Setelah pertemuan dibuka, penandatanganan naskah oleh kedua belah pihak & selanjutnya Lovink mengucapkan pidato terakhirnya. Oleh De Beus, pidato Lovink tidak seperti yang diharapkan saat misalnya “Gettysburg Address” oleh Presiden Abraham Lincoln, atau pidato Jenderal MacArthur di atas kapal “MISSOURI” saat kapitulasi Jepang, atau seperti pidato Multatuli di depan Hoofden van Lebak yang di dalamnya diakui kekurangan2 Belanda. Berbeda dengan pidato Sultan Yogya yang bermartabat dan meninggalkan kesan mendalam bagi para hadirin.

Setelah penyerahan naskah selesai, hadirin pindah ke halaman rumput di depan istana untuk upacara penurunan bendera “rood-wit-blauw” dan menaikkan bendera merah putih, momen yang dinilai menyayat hati orang Belanda. Menurut De Beus semua orang Belanda yang hadir meneteskan air mata. Yang lebih menyakitkan lagi buat orang2 Belanda adalah ketika rakyat Indonesia yang menyaksikan di luar Istana Merdeka, mulai bersiul2 saat bendera Belanda diturunkan namun serempak menyanyikan lagu Indonesia Raya saat bendera merah putih dinaikkan serta bersorak gembira setelahnya.

Setelah upacara selesai, Lovink memeriksa pasukan kehormatan Belanda dan Indonesia, bersalaman dengan perwakilan Belanda & Indonesia, lalu segera menuju mobil yang sudah disiapkan untuk membawanya ke Kemayoran dimana pesawat KLM akan mengantarnya pulang ke Belanda.

Di Kemayoran, setelah menaiki anak tangga paling atas sebelum masuk pintu pesawat, Lovink membalikkan badan dan memberikan salam perpisahan yang terakhir kali. Setelah pintu pesawat ditutup beberapa saat kemudian pesawat lepas landas dan berakhirlah era kolonial bagi Indonesia.


Sumber:

1. "Musim Berganti, Sekilas Sejarah Indonesia 1925 - 1950", H. Rosihan Anwar

2. "Album Perjuangan Kemerdekaan 1945 - 1950, Dari Negara Kesatuan ke Negara Kesatuan", Badan Pimpinan Harian Pusat Korps Cacad Veteran RI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar