Dikatakannya lagi bahwa:
- Adolf Hitler mendirikan Jerman di atas "National Sozialitische Weltanschauung".
- Lenin mendirikan Negara Sovyet di atas "Marxitische Historisch-Materialitische Weltanschauung".
- Negara Dai Nippon didirikan di atas "Tennoo Koodoo Weltanschauung".
- Ibnu Saud mendirikan negara Saudi Arabia di atas "Islam Weltanschauung".
Setelah menjalani sidang BPUPKI yang melelahkan & berakhir deadlock pada tanggal 31 Mei 1945, malamnya Bung Karno bertemu dengan beberapa tokoh anggota BPUPKI yang kebetulan menginap di rumah Mohammad Yamin.
Dalam pertemuan malam itu Bung Karno menyinggung kembali sidang siang hari itu & mengharapkan agar pertemuan besok tidak memanas lagi karena beliau akan menyampaikan suatu konsep yang mudah2an dapat diterima oleh semua pihak.
Esok harinya, 1 Juni 1945, Bung Karno menyampaikan pidato pandangan2 dirinya secara panjang lebar mengenai "weltanschauung" untuk Indonesia Merdeka, yang diringkas sbb:
- Bung Karno menyarankan agar dasar pertama Indonesia Merdeka adalah "kebangsaan".
- Bung Karno mengusulkan agar dasar kedua adalah kekeluargaan bangsa2 yang dirumuskan sebagai internasionalisme kemanusiaan.
- Dasar ketiga yang disarankan oleh BK adalah dasar mufakat, dasar perwakilan & dasar permusyawaratan.
- Dasar keempat yang disarankan oleh BK adalah kesejahteraan.
- Dasar kelima yang diusulkan oleh BK adalah bertakwa kepada Tuhan YME.
Panitia kecil yang dibentuk itu disebut Panitia Delapan & Panitia Sembilan (keduanya diketuai oleh BK) kemudian membahas saran2 BK untuk dasar negara Indonesia Merdeka pada sidang tanggal 22 Juni 1945 & dirumuskan menjadi:
1. Sila Kebangsaan menjadi "Persatuan Indonesia"
2. Sila Internasionalisme dst menjadi "Kemanusiaan yang adil & beradab"
3. Sila Mufakat dst menjadi "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah dalam permusyawaratan perwakilan"
4. Sila Kesejahteraan menjadi "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia"
5. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dirumuskan sama tapi kemudian ditempatkan menjadi sila yang pertama.
Ke 5 dasar negara yang dicetuskan oleh Bung Karno itulah yang kemudian disebut sebagai Pancasila dan menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar