Rabu, 11 Februari 2015

Orang Jepang Pertama Yang Datang ke Indonesia

Berdasarkan catatan tertua mengenai orang Jepang yang datang ke Indonesia (dulu Hindia-Belanda) menyatakan bahwa seseorang dari Jepang datang ke Aceh pada tahun ke-6 Meiji atau sekitar tahun 1873 Masehi.Dalam catatan tersebut disebutkan bahwa seseorang bernama Shiozawa Nanigashi datang ke Aceh.

(Catatan: Shiozawa adalah nama marga, sedangkan Nanigashi berarti anonim karena tidak diketahui dengan jelas)

Selain catatan kedatangan orang2 Jepang ke Sumatera, kedatangan mereka di Pulau Jawa juga tercatat dengan baik, misalnya catatan yang ditulis Ishii Taro. Memoar ini terdapat dalam buku "Jagatara Kanwa" (Kisah2 Mengenai Jakarta), dalam sebuah bab yang berjudul "Kisah2 Tentang Pionir Orang2 Jepang di Jawa". Dalam artikel itu disebutkan bahwa orang Jepang yang awal masuk ke Pulau Jawa adalah wanita. Nama yang tertulis dalam catatan paling tua diketahui bernama Nishida Tome (yang diperkirakan melintasi lautan dari Jepang menuju Indonesia pada tahun ke-16 Meiji atau sekitar tahun 1883 Masehi).

Selain kedatangan wanita2 Jepang, pada tahun ke-20 Meiji atau sekitar tahun 1887 Masehi, orang2 Jepang dengan berbagai profesi lainnya mulai masuk ke wilayah Indonesia, yang tercatat misalnya seorang pedagang bernama Nagayama Chikara yang menetap di Batavia.

Sumber lain menyebutkan bahwa hubungan dagang Indonesia-Jepang dimulai pada tahun 1885 ditandai dengan kedatangan "Karayuki-san" atau sering juga disebut Joshigun ke Indonesia.

(Catatan: secara singkat "Karayuki-san" berarti orang2 wanita yang pergi untuk bekerja ke Cina, walaupun sebenarnya tidak hanya ke Cina).

Baca juga artikel yang ditulis oleh Sri Pangastoeti dengan judul "Dari Kyuushuu ke Ran'in: Karayuki-San dan Prostitusi di Indonesia (1885-1920)" bahwa di Indonesia pada tahun ke-30 Meiji atau 1897 Masehi, si Indonesia terdapat 125 orang Jepang yamg terdiri dari 25 orang laki2 & 100 orang perempuan.


Sumber:

1. "Orang2 Jepang di Indonesia 1886-1942: Apakah Mereka Mata-Mata?", Meta Sekar Puji Astuti

2. "Dari Kyuushuu ke Ran'in: Karayuki-San dan Prostitusi di Indonesia (1885-1920)", Sri Pangestoeti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar