Berdasarkan catatan tertua mengenai orang Jepang yang datang ke
Indonesia (dulu Hindia-Belanda) menyatakan bahwa seseorang dari Jepang
datang ke Aceh pada tahun ke-6 Meiji atau sekitar tahun 1873 Masehi.Dalam catatan tersebut disebutkan bahwa seseorang bernama Shiozawa Nanigashi datang ke Aceh.
(Catatan: Shiozawa adalah nama marga, sedangkan Nanigashi berarti anonim karena tidak diketahui dengan jelas)
Selain catatan kedatangan orang2 Jepang ke Sumatera, kedatangan mereka
di Pulau Jawa juga tercatat dengan baik, misalnya catatan yang ditulis
Ishii Taro. Memoar ini terdapat dalam buku "Jagatara Kanwa" (Kisah2
Mengenai Jakarta), dalam sebuah bab yang berjudul "Kisah2 Tentang Pionir
Orang2 Jepang di Jawa". Dalam artikel itu disebutkan bahwa orang Jepang
yang awal masuk ke Pulau Jawa adalah wanita. Nama yang tertulis dalam
catatan paling tua diketahui bernama Nishida Tome (yang diperkirakan
melintasi lautan dari Jepang menuju Indonesia pada tahun ke-16 Meiji
atau sekitar tahun 1883 Masehi).
Selain kedatangan wanita2
Jepang, pada tahun ke-20 Meiji atau sekitar tahun 1887 Masehi, orang2
Jepang dengan berbagai profesi lainnya mulai masuk ke wilayah Indonesia,
yang tercatat misalnya seorang pedagang bernama Nagayama Chikara yang
menetap di Batavia.
Sumber lain menyebutkan bahwa hubungan dagang
Indonesia-Jepang dimulai pada tahun 1885 ditandai dengan kedatangan
"Karayuki-san" atau sering juga disebut Joshigun ke Indonesia.
(Catatan: secara singkat "Karayuki-san" berarti orang2 wanita yang pergi
untuk bekerja ke Cina, walaupun sebenarnya tidak hanya ke Cina).
Baca juga artikel yang ditulis oleh Sri Pangastoeti dengan judul "Dari
Kyuushuu ke Ran'in: Karayuki-San dan Prostitusi di Indonesia
(1885-1920)" bahwa di Indonesia pada tahun ke-30 Meiji atau 1897 Masehi,
si Indonesia terdapat 125 orang Jepang yamg terdiri dari 25 orang laki2
& 100 orang perempuan.
Sumber:
1. "Orang2 Jepang di Indonesia 1886-1942: Apakah Mereka Mata-Mata?", Meta Sekar Puji Astuti
2. "Dari Kyuushuu ke Ran'in: Karayuki-San dan Prostitusi di Indonesia (1885-1920)", Sri Pangestoeti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar